Setelah Menikmati Objek Wisata di Bukittinggi besok, esok harinya kami menyewa mobil menuju Danau Maninjau. Danau vulkanik ini terletak 36 km dari Bukittinggi dan 140 km dari sebelah utara kota padang. Danau ini memiliki kedalaman maksimum 495 m dan luasnya sekitar 99.5 km2. Danau ini merupakan danau terluar nomor sebelas di Indonesia dan di Sumatera Barat Danau vulkanik terluas ke dua setelah singkarak. Menurut Legenda Ranah Minang, cekungan itu berasal dari letusan gunung Sitinjau dan danau ini juga berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.Danau ini merupakan mata air dari Sungai Batang Sri Antokan.
Foto Danau Maninjau diambil dari pesawat
Yang menarik, Jalan menuju ke Danau ini ada ampek puluah ampek atau empat puluh empat kelokan, di setiap kelokan terdapat tulisan atau tanda kita sudah berada di kelokan ke berapa. dimulai dari tanda 44 klo dari atas dan klo dari bawah dimulai dari tanda 1. Karena Jalannya berkelok-kelok walaupun bagus aspalnya, tapi bagi anda yang pemabuk sebaiknya memejamkan mata karena kemungkinan besar anda akan mabuk melihat lintasannya, dan tentu saja kecepatan mobilnya jadi lebih kencang jika didaerah yang menurun tetapi anda akan merasa rugi jika tidak melihat pemandangan indah yang bisa kita lihat selama perjalanan ini.
Jalan berkelok-kelok menuju danau maninjau
Ini Tanda klo kita mulai dari atas
Danau Maninjau difoto dari kelok 44
Foto sewaktu berada dikelokan 21
Pose-pose artis keren di tengah jalan berkelok-kelok menuju Danau Maninjau
Disepanjang jalan menuju Danau ini, selain pemandangan yang indah terdapat juga kera-kera yang bergelantungan diatas pohon dan duduk di pinggir jalan, jangan takut kera-kera ini jinak kok kasih makanan kacang dan sejenisnya mereka akan mendekati kita.
Kerumunan kera di pinggiran jalan
kayaknya yang ini raja kera wkwkkkw, dia udah sampai dalam misinya perjalanan ke barat, eh ke sumatera barat hehe
Setelah perjalanan yang melelahkan karena melewati kelokan kelokan akhirnya kami sampai juga di Danau ini. Di sepanjang jalan banyak penginapan, hotel dan restauran yang menawarkan berbagai menu makanan dengan pemandangan di tepi danau. Kami mendatangi sebuah restoran dengan menu spesial Sate Rusa, ane sempat kaget juga jangan-jangan rusa yang dikebun binatang dibukit tinggi itu yang dijadikan Sate. --hehehe--
ini rusa yang ane maksud gan, kasian rusa ini pantesan waktu ane kasih makan, matanya kelihatan mewek --adegan ini didramatisir --
Kapal kecil yang digunakan untuk menyusuri danau, tapi karena waktu kami yang terbatas kami tidak sempat mencobanya
Sebenarnya yang mau ane foto objek dibelakangya, tapi ni 3 orang mengganggu minta difoto.
Artis Lokal Indonesia yang lagi naik daun ni gan, Azhar, Musthofa dan Jihardi (dari kiri ke kanan)
Foto terbaik abad ini mengkolaborasikan pemandangan yang bagus dengan objek depan nya yang membuat foto ini semakin artistik. --narsis on --
Dan ternyata oh ternyata kami telah melewatkan sesuatu yang sangat unik dan menarik yaitu para layang atau paragliding. Letaknya diatas yaitu di kelokan empat puluh empat tadi. disitulah puncak tertinggi nya yang disebut Puncak Lawang. Para penggemar para layang sangat menyukai tempat ini karena berada di ketinggian yang sangat ideal untuk melakukan olahraga ini. Jangan Kuatir jika anda ingin mencobanya tapi tidak bisa berolahraga paralayang ini disini kita bisa menyewa Penerjun Paralayang lokal yang sudah terlatih dan handal. Paralayang ini Start dari Puncak lawang dan mendarat di Bayur -- Ane baru tau juga disini ada paralayang karena lihat di TV. --
Beberapa foto yang ane dapet hasil googling, tantang Paralayang di Puncak Lawang
Setelah puas menikmati pemandangan Danau Maninjau kami melanjutkan ke Lembah Anai, yang akan ane posting pada artikel berikutnya!
Wassalam dan Tetap Mencoret!
mantap dah,,,
BalasHapuspoto2nya tuh,,,
ga tahan liatnya,,
hahah,,,,
artis taon brp ya bg?
ditunggu postingan selanjutnya di lembah anai,,,
aku kurang tau juga nur tahun berapa tapi yang pasti sering muncul di tv ma di gosip gosip entertainment....
BalasHapuslembah anai tunggu aja nur....^_^
ini kampung saya loh
BalasHapus@edo, waw, kampung anda memang indah
BalasHapus