Tsunami di Jepang membuatku merenung singkat. Kejadian ini mengingatkanku pada kejadian 6 tahun 3 bulan yang silam yaitu bencana Tsunami yang melanda Aceh. Bencana tersebut telah merenggut dua teman satu almamater kami, seorang teman adalah warga Aceh dan seorang lagi sedang liburan ke Aceh waktu itu. Memang betul kata seorang bijak bahwa yang paling dekat adalah kematian. Renungan pertama ane menyimpulkan bahwa Semua manusia bergerak ke arah dan tujuan yang sama yaitu pintu kematian.
Kembali ke Bencana Tsunami di Jepang, setelah Tsunami warga jepang harus berhadapan dengan bencana yang mengerikan lagi yaitu Radiasi Nuklir. Radiasi Nuklir sangat berbahaya dan mengancam jiwa. Ane salut sewaku baca sebuah artikel disebuah web yang memberitakan mereka yang bekerja untuk memperbaiki kebocoran nuklir ini telah meninggalkan pesan mereka yang terakhir. Mereka sudah siap mati untuk memperbaiki suatu kesalahan. Renungan ane yang kedua adalah Jika mental disiplin telah terbentuk,maka itu ibarat mengukir diatas batu.
Indonesia memang punya sejarah yang pahit dengan negara Jepang, namun tidak ada salahnya jika kita mencoba belajar dari negara yang satu ini. Negara ini dapat bangkit dengan cepat walaupun Hiroshima dan Nagasaki telah dibombardir habis-habisan. Walau terkena bencana mereka dapat berlaku tertib dan tidak serabutan, mental mereka telah terlatih untuk berjiwa demikian. Tidak heran banyak yang melakukan harakiri karena menanggung malu. Renungan singkat terakhir ane adalah tidak berguna menyesali masa lalu, lakukan yang terbaik untuk masa depan
Demikian renungan singkat dari ane, semoga dapat diambil manfaatnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar